Jumat, 16 Desember 2016

Dampak pengampunan pajak ( tax amnesti ) bagi perekonomian indonesia



Dampak pengampunan pajak ( tax amnesti ) bagi perekonomian indonesia

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat perekonomian yang rendah. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut, antara lain kasus-kasus yang menyangkut dunia perpajakan yang akhir-akhir ini marak terjadi di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan baik dari pemerintah maupun lembaga-lembaga yang berhubungan dengan perpajakan. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ialah kebijakan pengampunan pajak (
tax amnesty
). tax amnesty merupakan kebijakan yang digunakan untuk menghimpun penerimaan negara dalam waktu cepat. Biasanya, tax amnesty dilakukan karena empat alasan: maraknya aktivitas underground economy atau penggelapan pajak (tax evasion), pelarian modal ke luar negeri (capital flight), rekayasa transaksi keuangan, serta politik penganggaran untuk menghadapi kontraksi anggaran negara yang sedang terjadi. Penerapan
Tax Amnesty
 di Indonesia jika dilihat dari pengalaman berbagai negara yang telah menerapkan, Indonesia masih memiliki potensi dan peluang untuk meningkatkan dana-dana masuk ke Indonesia yang cukup banyak disimpan di luar negeri. Kebijakan ini memiliki

 
potensi yang cukup besar dan berpengaruh positif bagi pasar Bursa Efek Indonesia, dimana akan terjadi penambahan emiten baru karena perusahaan-perusahaan tidak perlu khawatir atas permasalahan pajak yang telah lewat. Karena masalah perpajakan merupakan salah satu faktor yang dianggap memberatkan bagi calon emiten untuk mengubah status perusahaannya menjadi perusahaan terbuka. Namun, upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah dalam mengoptimalkan pajak, Indonesia harus terlebih dahulu melakukan program sosialisasi keseluruh lapisan masyarakat luas dengan strategi yang tepat dan terarah agar masyarakat mengerti tujuan diadakannya kebijakan pengampunan pajak ini. Kebijakan pemerintah tersebut mempunyai tujuan selain untuk menegakkan hukum, tapi disisi lain akan mengampuni dan mau memutihkan dosa-dosa perpajakan Tax amnesty juga memberikan dampak positif terhadap perkembangan prekonomian Nasional, yaitu mampu meningkatkan sumber penrimaan Negara dalam jangka waktu pendek. Kebijakan
tax amnesty
 kini makin dekat dan makin jelas. Terbaru, Badan Legislasi DPR RI menyatakan setuju dengan substansi RUU Tax Amnesty yang disusun pemerintah, setelah telah bertemu secara informal dengan wakil pemerintah (Harian KONTAN, 22/1). Hampir semua kekuatan tampak mendkung kebijakan ini. Suara penolakan terhadap kebijakan kontroversi ini hanya sayup-sayup terdengar. Mengapa tax amnesty kontroversi, setidaknya buat saya secara pribadi.
Pertama,
 tarifnya sangat murah: 1% 2% 3% dari selisih harta yang tidak dilaporkan bagi wajib pajak yang melakukan repatriasi dananya dari luar negeri ke Indonesia. Dana 3%,4%, 6% bagi wajib pajak yang tidak merepatriasi dana. Tarif yang cukup rendah ini menyebabkan penerimaan pajak dari kebijakan ini tidak maksimal. Hanya Rp 60 triliun-Rp 80 triliun, sangat rendah dibandingkan dengan aset objek
tax amnesty
 yang diperkirakan mencapai Rp 2.000 triliun. Bandingkan tarif normal PPh pribadi (5%-30% tergantung penghasilan) dan badan (25%). Kebijakan
tax amnesty
 ini dijalankan sebelum pemerintah melaksanakan pertukaran data transaksi dan data harga wajib pajak dengan negara-negara G20 pada 2017. Kerjasama ini dapat digunakan untuk menagih kekurangan pajak. Tapi ketika
tax amnesty
 diberikan sekarang, kerjasama transfer data itu tidak berdampak apa-apa. Seperti senjata lengkap dengan peluru, tapi tidak bisa digunakan. Terkesan kebijakan
tax amnesty
 hanya untuk menyelamatkan para pengemplang pajak, ketimbang menggali penerimaan negara.
Tax amnesty
ini selain memberikan dampak positif terhadap perekonomian Nasional, namun juga memberikan Dampak Negatif. Khususnya ketika
tax amnesty
 menjadi sumber penerimaan Negara jangka panjang yang berkaitan dengan tax compliance. Wardiyanto (2007)
 
menyebutkan bahwa meski tax amnesty mampu meningkatkan penerimaan negara, ternyata tax amnesty menimbulkan ketidakadilan antara penerima fasilitas pajak dengan pembayar pajak yang telah membayar dengan jujur dan tepat waktu. Hal tersebut diperkuat oleh analisis dari Ragimun (peneliti BKF) bahwa tax amnesty dapat menyebabkan penurunan kepatuhan sukarela (voluntary compliance) dan melahirkan moral hazard bagi kalangan pembayar pajak yang akan cenderung menunda pembayaran pajak, dan mengharapkan pengampunan pajak berikutnya. Dalam implementasinya, tax amnesty harus dibarengi perangkat database Ditjen Pajak yang memadai serta sosialisasi kepada masyarakat. Di sisi lain, tax amnesty akan banyak bersinggungan dengan upaya peningkatan tax compliance. Untuk membatasi moral hazard, pemerintah harus melaksanakan strategi tax amnesty yang tepat. Dalam jangka pendek, kebijakan ini tidak hanya didesain untuk memberikan insentif kepada WP yang ikut serta dalam program, tetapi juga diatur supaya memberikan tekanan atau rasa tidak nyaman kepada WP yang tidak bersedia mengikuti program tax amnesty. Salah satu cara yang mungkin ditempuh ialah penguatan audit pajak. Sedangkan dalam jangka panjang, pemerintah harus terus menjaga kepercayaan masyarakat sebab kepatuhan pajak berkaitan dengan institusi dan kepercayaan politik.Pada akhirnya, pemerintah tidak hanya berkepentingan mencapai target penerimaan pajak dalam jangka pendek, tetapi juga harus berupaya meningkatkan kepatuhan membayar pajak yang berkisinambunngan sehingga dapat saya simpulkan bahwa kebijakan tax amnesti yang di keluarkan pemerintah berdampak positif dan negatif  terhadap perekonomian nasional.


Sumber :  http://www.academia.edu/25895996/Dampak_Penerapan_Kebijakan_tax_Amnesty_Bagi_Perekonomian_di_Indonesia

Kamis, 20 Oktober 2016

Strategi Pemasaran Ekstrajos Dalam Memasuki Pasar Internasional



Strategi Pemasaran Ekstra jos Dalam Memasuki Pasar Internasional


Sejarah singkat


PT Bintang Toedjoe merupakan salah satu anak perusahaan terbesar dari PT Kalbe Farma Group, yang notabene merupakan perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Bintang Toedjoe sendiri didirikan pada tanggal 29 April 1946. Pada saat itu Tan Jun She bersama dengan menantunya yang bernama Tjia Pu Tjien dan Hioe On Tjan ingin mendirikan sebuah perusahaan farmasi yang kemudian diberi nama Bintang Toedjoe. Nama Bintang Toedjoe sendiri muncul karena terinspirasi  dari anak Tan Jun yang berjumlah tujuh orang.  Resep pertama yang diracik Tan Jun adalah obat sakit kepala yang kemudian diberi nama Puyer Bintang Toedjoe No. 16. Produk buatan Tan Jun direspon cukup baik di pasaran, sehingga dia mulai memproduksi obat dalam skala lebih besar di pabrik. Tak memerlukan waktu yang lama bagi Puyer No. 16 untuk merajai pasaran. Terbukti bahwa obat sakit kepala yang manjur dengan harga terjangkau ini banyak dicari oleh konsumen Indonesia. Tak khayal bahwa pabrik obat sakit kepala ini kemudian dipindahkan dari yang semula di Garut menuju ke Jakarta.
Sejalan dengan permintaan konsumen yang semakin bervariasi akan jenis obat, akhirnya pada tahu 1974 Bintang Toedjoe mulai memproduksi obat resep dokter (ethical). Kemajuan ini juga dibantu dengan semakin banyaknya ahli farmasi dalam kegiatan produksi perusahaan. Beberapa tahun  berselang, tepatnya pada tahun 1985, Bintang Toedjoe diakuisisi oleh Kalbe Farma yang menyebabkan semakin berkembangnya bisnis yang dihadapi Bintang Toedjoe. Sektor pasar Bintang Toedjoe merupakan kalangan menengah ke bawah yang membutuhkan produk farmasi yang berkualitas namun dengan harga terjangkau. Seiring dengan jumlah produksi yang semakin meningkat. Akhirnya pada tahun 1993 Bintang Toedjoe memindahkan lokasi produksinya ke Kawasan Industri Pulogadung dengan menempati area seluas 12.000 meter persegi. Pada tahun 2002, Bintang Toejdoe juga membuka pabrik bagi di atas tanah seluas 25.000 meter persegi. Dengan kedua pabrik tersebut Bintang Toejdoe masih tetap beroperasi hingga saat ini. Adapun beberapa penghargaan yang telah diraih Bintang Toedjoe antara lain menerima sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari Departemen Kesehatan RI tahun 1994 untuk pabrik Pulogadung, dan sertifikat ISO 9001 pada tahun 1997 (PT Bintang Toedjoe menjadi salah satu perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang menerimanya). Selain itu Bintang Toedjoe juga memperoleh sertifikat bertaraf internasional, yakni  ISO 14000, HACCP, dan OHSAS. Beberapa produk buatan Bintang Toedjoe antara lain Extra Joss, E-Juss, Komix dan produk warisan Puyer Bintang Toedjoe No. 16.



Visi dan Misi Bintang Toedjoe  


Visi Bintang Toedjoe adalah untuk menjadi produsen produk-produk kesehatan terkemuka yang mendominasi pasar di Indonesia. Oleh karenanya, diperlukan ujung tombak sales dan marketing yang mampu memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia yang sangat beragam. Keanekaragaman ini juga yang menyusun team sales dan marketing Bintang Toedjoe, yang tersebar di seluruh nusantara dan menelurkan ide-ide kreatif dan inovatif, sesuai dengan karakter tiap daerah dimana produk kami dipasarkan.
Misi Bintang Toedjoe adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Bintang Toedjoe mulai memproduksi obat resep dokter pada tahun 1970-an. Kemudian pada tahun 1985, Kalbe Group membeli Bintang Toedjoe, dan selanjutnya berkembang dengan pesat. Mulai diekspor ke mancanegara pada tahun 1990, itulah produk-produk Bintang Toedjoe dalam perkembangannya. Seiring dengan peningkatan produksinya, tempat di kawasan Cempaka Putih sudah tak memadai lagi, alhasil Bintang Toedjoe pindah ke kawasan Industri Pulogadung pada tahun 1993, seluas ribu meter persegi demikian area yang ditempatinya. Selanjutnya September 2002, kantor pusat pindah ke Pulomas, sementara pabriknya tetap di Pulogadung. Pada area yang ditempati hingga saat ini, selain daripada pabrik juga terdapat kantor pusat Bintang Toedjoe. Bintang Toedjoe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang tak hanya memproduksi obat-obatan, akan tetapi juga memproduksi fitofarmaka dan suplemen makanan. Saat ini PT Bintang Toedjoe dipimpin oleh seorang Direktur, Simon Jonatan.

 Produk yang di pasarkan


.      Extra Joss






Pada 14 Agustus 1994 lahirlah Extra Joss yang kelahirannya diprakarsai oleh pemikiran bahwa kian hari kian banyak orang yang memerlukan minuman energi atau minuman kesehatan termasuk dari kalangan status ekonomi sosial menengah ke bawah. Soalnya ketika itu harga jual produk minuman energi yang ada belum terjangkau oleh status ekonomi sosial menengah ke bawah sebab belum ada yang bermain di pasar tersebut sehingga Bintang Toedjoe melakukan terobosan membuat inovasi supaya harga jual produk menjadi lebih terjangkau terutama oleh status ekonomi sosial menengah ke bawah. Produk Extra Joss mengalami penjualan yang boom dengan mengandalkan cita rasa yang berkualitas dan slogan tersohor, “Ini biangnya. Buat apa beli botolnya?” Penayangan di televisi komersial dan radio membuat promo tersebut menjadikan Extra Joss sebagai produk berjaya, alhasil terjadi kehabisan stok barang di mana-mana dan menggelorakan pabrik untuk beroperasi tanpa henti.
Sesudah berhasil menembus golongan menengah ke bawah, Extra Joss selanjutnya meningkatkan citra kepada golongan menengah e atas, seraya menunjukkan kebesaran dan kekuatannya. Biang 2000 Extra Joss turut mewarnai tema pergantian milenium yang baru. Selanjutnya, pada tahun 2001, Extra Joss dipromosikan sebagai menembus impian dan emosi masyarakat dengan memakai tajuk Generasi Biang (Genbi). Selanjutnya muncullah tokoh-tokoh yang dianggap sebagai Generasi Biang selaku cerminan personifikasi Extra Joss yang maju dan anti kemapanan seperti Ahmad Dhani, Sujiwo Tedjo, Sarah Sechan, Melly Goeslow, Lisa Rumbewas, Taufik Hidayat. Extra Joss pada tahun 2009 mendapatkan tiga penghargaan, yakni Best Brand Platinum 2009 dari SWA dan Mars sebab sudah memenangkan IBBA 7 tahun berturut-turut, Indonesia Customer Satisfaction Award 2009 dari SWA dan Frontier, serta The Most Powerful Distribution Performance 2009 dari SWA dan Majalah Mix. Menjadi salah satu ikon merek kebanggaan bangsa Indonesia, dengan bangganya kami Extra Joss mencapai pencapaian tersebut.

Strategi Pemasaran


Perbedaan mendasar antara riset pasar domestik dan asing adalah jangkauan yang lebih luas yang dibutuhkan untuk riset asing, yang diperlukan karena adanya tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi. Berdasarkan kebutuhan informasi, riset dapat dibagi menjadi tiga jenis: (1) informasi umum mengenai negara, area, dan pasar, (2) informasi yang diperlukan untuk meramalkan keperluan pemasaran di masa depan dengan mengantisipasi tren-tren sosial, ekonomi, konsumsi, dan industri dalam pasar atau negara tertentu, dan (3) informasi pasar spesifik yang digunakan untuk membuat keputusan-keputusan produk, promosi, distribusi, dan harga dan untuk mengembangkan rencana-rencana pemasaran.
Cakupan riset pemasaran internasional yang lebih luas ini tercermin dalam langkah-langkah perencanaan Unisys Corporation, yang mengadakan pengumpulan dan penilaian jenis-jenis informasi sebagai berikut:
1)      Ekonomi
2)      Iklim kultural, sosiologis dan politis
3)      Gambar dari kondisi pasar
4)      Rangkuman dari lingkungan teknologi
5)      Situasi kompetitif

Alasan Pemasaran Eksta Jos Sampai ke Filipina


  Lingkungan Global (Negara Filipina)
                Peninggalan tertulis Filipina dimulai sekitar abad ke-8 berdasarkan temuan lempeng tembaga di dekat Manila. Dari tulisan pada lempeng itu diketahui bahwa Filipina berada dalam pengaruh Sriwijaya. Namun demikian bukti tertulis ini sangat sedikit sehingga bahkan ahli-ahli sejarah Filipina masih beranggapan sejarah Filipina dimulai pada era kolonialisme. Sebelum orang-orang Spanyol datang pada abad ke-16, di Filipina berdiri kerajaan-kerajaan kecil yang bercorak animisme yang terpengaruh sedikit kultur India dan yang bercorak Islam di bagian selatan kepulauan. Kerajaan-kerajaan muslim ini mendapat pengaruh kuat dari Kerajaan Malaka. Sepanjang masa 265 tahun, Filipina merupakan koloni Kerajaan Spanyol (1565-1821) dan selama 77 tahun berikutnya diangkat menjadi provinsi Spanyol (1821-1898). Negara ini mendapat nama Filipina setelah diperintah oleh penguasa Spanyol, Raja Felipe II. Periode Persemakmuran dipotong Perang Dunia II saat Filipina berada di bawah pendudukan Jepang. Filipina akhirnya memperoleh kemerdekaannya (de facto) pada 4 Juli 1946. Masa-masa penjajahan asing ini sangat memengaruhi kebudayaan dan masyarakat Filipina. Negara ini dikenal mempunyai Gereja Katolik Roma yang kuat dan merupakan salah satu dari dua negara yang didominasi umat Katolik di Asia selain Timor Leste.
Kami memilih Filipina sebagai negara tujuan, karena sektor ekonomi, politik, dan hukum di negara tersebut sangat baik, lingkungan sosial budaya di negara tersebut juga hampir mirip dengan Indonesia sehingga tidak akan terlalu sulit untuk memasarkan Ekstra Joss ke negara tersebut. Extra Joss berhasil memimpin pasar di segmen minuman energi dengan pangsa pasar 80% senilai Rp 130 miliar dan memberikan kontribusi penjualan 20% dari total penjualan Extra Joss.
Ekonomi
Laporan ini mendiskusikan siklus dan pola tak berkelanjutan pertumbuhan ekonomi Filipina, faktor yang menjerumuskan siklus ekonomi ke bawah, kontribusi beberapa sektor dan strategi pertumbuhan tersirat, pengaruh lapangan pekerjaan berdasarkan jender, dan keadaan sumber daya alam dan lingkungan negeri ini. Tulisan ini memberikan argumen bahwa pola siklikal pertumbuhan dan pergeraan pendapatan ternyata berhubungan tidak hanya atas pola pengeluaran pada tingkat makro, keadaan politik pemilihan dan pertumbuhan pada tingkat sektoral dan regional. Hal-hal tadi juga dipengaruhi oleh ketidakberlanjutan strategi pertumbuhan sebelum 1980-an, keterbatasan strategi liberalisasi saat ini, dan keadaan sumber daya alam dan lingkungan negeri ini.

P(Product, Price, Place, Promotion) Global


        Product


Produk Extra Joss tidak ada perubahan di pasar Filipina baik itu rasa, kandungan dan kemasan tetap sama seperti dari negara asalnya Indonesia. Hanya teks dalam kemasan saja yang diganti dengan bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan rasa, kandungan, dan kemasan Extra Joss diterima dengan baik oleh konsumen di Filipina.
Extra Joss memiliki komposisi: taurine, ginseng, vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B8, B12, royal jelly, dan trimethylxanthine. Manfaat:
§  membantu memelihara kesehatan tubuh, menyegarkan badan dan membantu metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi
§  dapat digunakan untuk penderita diabetes dan orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah
•         produk ini tidak dianjurkan pada anak-anak,wanita hamil, dan menyusui serta penderita hipertensi.



        Price


Harga Extra Joss di Filipina sebesar 5 peso atau sekitar Rp 1000 per sachet. Harga tersebut jauh lebih murah dari harga Lippovitan kaleng dan Red Bull kaleng dimana produk tersebut sebagai penguasa pasar energy drink di Filipina yang harganya 20-25 peso per kaleng.

      Place       


Extra Joss memilih dan berkonsentrasi di Manila dalam kemunculan pertamanya di Filipina. Dari sisi strata ekonomi sama, jumlah penduduknya besar, dan Manila banyak dihuni oleh pekerja jalanan atau pekerja bangunan (blue colar - streetfighter). Mereka inilah target market Extra Joss yang potensial. Sama seperti Jakarta, jalanan di Manila didominasi oleh angkutan umum atau yang lebih dikenal dengan Jeepney dan taksi. Jumlahnya lebih besar daripada Mikrolet di Jakarta. Untuk memenuhi distribusi di daerah Filipina maka Extra Joss (PT. Bintang Toedjoe) melakukan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan ARC HoldingsInc. sebuah perusahaan Filipina, untuk memasarkan produk minuman energy Extra Joss di Filipina. 


       Promotion


Dengan tagline Ang puro purong lakas, Kalimat berbahasa Tagalog yang menjadi tagline Extra Joss di Filipina. Kalimat yang artinya kira-kira, “Ini biangnya buat apa botolnya”. Iklan-iklan Extra Joss mulai diperdengarkan lewat radio dan TV di Manila. Iklannya dibuat di Manila dan menggunakan bintang iklan dari Filipina. Stiker besar ditempelkan di ribuan Jeepney, dan sekitar 200 ribu sachet Extra Joss dibagikan gratis sebagai sampling selama beberapa bulan. PT. Bintang Toedjoe bekerja sama dengan klub Manchester City untuk menjadi sponsor Manchester City di wilayah Asia tenggara.

Kesimpulan


Produk Extra Joss berhasil mendapatkan pangsa pasar di Filipina dan juga berhasil mengalahkan kompetitor seperti Redbull dan Livopitan. Produk Extra Joss juga menyumbangkan keuntungan bagi Bintang Toedjoe karena PT Bintang Toedjoe berhasil menerapkan strategi pemasarannya dengan baik mulai dari segmentasi, kandungan produknya, harga, memilih negara tujuan dengan tepat dan distribusi produknya mampu menjangkau seluruh konsumen Filipina. Jadi, produk Extra Joss terbukti mampu bersaing dengan produk-produk minuman energi luar negeri.

Sumber sumber :